Selasa, 18 Oktober 2016

kecamatan punggelan, banjarnegara

Punggelan, Banjarnegara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Punggelan
Kecamatan
Lokasi Kecamatan Punggelan

Peta lokasi Kecamatan Punggelan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanjarnegara
Pemerintahan
 • CamatHeri Purnomo
Luas102,84 km²
Jumlah penduduk80.127 Jiwa
Kepadatan681 jiwa/km²
Punggelan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten BanjarnegaraProvinsi Jawa TengahIndonesia. Kecamatan Punggelan terletak di sebelah barat laut Kabupaten Banjarnegara. Jarak Kecamatan Punggelan dari pusat Kabupaten Banjarnegara adalah 20 kilometer melalui Binorong. Jumlah penduduk Kecamatan Punggelan per-akhir Desember 2009 mencapai 80.127 jiwa dengan perincian penduduk laki-laki 40.623 jiwa dan perempuan 39.504 jiwa. Luas wilayahnya 102,84 km² yang terdiri atas 17 desa, 80 Dusun, 105 RW, dan 415 RT. Pusat pemerintahan Kecamatan Punggelan berada di Desa Punggelan.

Desa/kelurahan[sunting | sunting sumber]

Batas-batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

  1. Sebelah Utara : Kecamatan Kalibening dan Kecamatan Pandanarum
  2. Sebelah Timur : Kecamatan Banjarmangu
  3. Sebelah Selatan : Kecamatan Wanadadi dan Kecamatan Rakit
  4. Sebelah Barat : Kabupaten Purbalingga

Geografi[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Punggelan memiliki topografi dataran rendah bergelombang, lembah, hingga pegunungan. Dataran rendah zona depresi Serayu sebagian besar berada dibagian selatan dan dataran tinggi berada di bagian utara yang merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Utara. Ketinggian Kecamatan Punggelan antara 200-1.280 meter diatas permukaan air laut dengan titik tertinggi berada di Gunung Jaran (1.280 m) diDesa Mlaya. Sejumlah gunung lainnya diantaranya Gunung Krungrungan dan Gunung Sikunang. Sungai yang melintasi di Kecamatan Punggelan seperti Sungai Pekacangan, Sungai Brukah, Sungai Gintung, Sungai Ligung dan Sungai Penambangan. Kecamatan Punggelan yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 24 - 33 derajat Celcius.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Untuk mencapai Ke daerah Kecamatan Punggelan akan dilayani mini bus/mikro dari Kota Banjarnegara, dengan jurusan Kecamatan Wanadadi. Sementara yang dari Kecamatan Wanadadi menuju Kecamatan Punggelan dan sampai di Desa Danakerta. Sedangkan dari desa Danakerta dilayani minibus menuju ke daerah Kabupaten Purbalingga. Selaian Angkot, mikro atau minibus juga dilayani jasa ojek.

Fasilitas Umum[sunting | sunting sumber]

  • Pasar Tradisional
  1. Pasar Manis Punggelan
  2. Pasar Pon Danakerta
  3. Pasar Pon Tlaga
  4. Pasar Gemanti Jembangan
  • Minimarket
  1. Alfamart Punggelan 1
  2. Alfamart Punggelan 2
  3. Alfamart Danakerta
  4. Alfamart Bindolharjo
  5. LanSmart SMK Negeri 1 Punggelan
  • Instansi Vertikal
  1. Kantor Urusan Agama Kecamatan
  2. Penilik Pendidikan Agama Islam Kecamatan
  3. Badan Statistik Kecamatan
  4. Kapolsek
  5. Koramil
  • Instansi Otonomi
  1. Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan
  2. Puskesmas I dan II
  3. Koordinator dan PPL Kecamatan
  4. Mantri Pajak (Manpa)
  5. UPTB KBPP

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

  • Tingkat TK
  1. Semua desa di Kecamatan Punggelan terdapat PAUD/TK/Yang sederajat. Tiap desanya antara 2-5.
  • Tingkat SD
  1. Baik SD/MI disetiap dusun juga terdapat disana. Sehingga tidak heran jika tiap desa terdapat 3-7 SD/MI.
  • Tingkat SLTP
  1. SMP Negeri 1 Punggelan
  2. SMP Negeri 2 Punggelan
  3. SMP Negeri 3 Punggelan
  4. SMP Negeri 4 Punggelan
  5. SMP Negeri 5 Satap
  6. SMP Negeri 6 Satap
  7. SMP Cokoroaminoto Purwasana
  8. MTs Cokroaminoto Tanjungtirta
  9. MTs Muhammadiyah Kecepit
  10. MTs Muhammadiyah Tribuana
  • Tingkat SLTA:
  1. SMK Negeri 1 Punggelan

Penggunaan Lahan[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar lahan di Kecamatan Pugelan merupakan lahan kering atau tegalan. Lahan basah yang berada di Kecamatan Punggelan dipergunakan untuk bercocok tanam padi dan palawija. Lahan sawah tersebar di Desa JembanganDesa PunggelanDesa TlagaDesa MlayaDesa BadakaryaDesa PurwasanaDesa BondolharjoDesa Tanjungtirta serta disebagian kecil Desa PetuguranDesa KlapaDesa Danakerta dan Desa Sidarata. Sedangkan Lahan Kering yang potensial untuk pengembangan buah-buahan dan hasil hutan lainnya seperti Salak, Kapulaga, Kopi, Jambu, Singkong, Padi, jagung. Hutan pinus sebagian besar berada di Desa PurwasanaDesa PetuguranDesa Tlaga, dan Desa Mlaya.


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Punggelan,_Banjarnegara

SMK NEGERI 1 PUNGGELAN

SMK Negeri 1 Punggelan merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan negeri yang ada di kabupaten banjarnegara yang beralamat di Jl. raya pasar manis, Desa Punggelan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia 53462

Riwayat[sunting | sunting sumber]

SMK Negeri 1 Punggelan didirikan pada tahun 2006. Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pendirian SMK Negeri 1 Punggelan salah satunya adalah Ketua Komite SMK Negeri 1 Punggelan Bp. Mardan dan Kepala SMK Negeri 1 Punggelan yang pertama Bp. Endhi Sasonojati, serta beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Sebagai Sekolah Negeri yang pendiriannya diprakarsai oleh tokoh agama, SMK Negeri 1 Punggelan diamanai juga untuk dapat menjadi sarana tempat memperdalam ilmu Agama, yang pada tahun 2015 direalisasikan oleh SMK Negeri 1 Punggelanyang bekerja sama dengan Komite sekolah dengan mendirikan TPQ SMK Negeri 1 Punggelan yang jumlah santrinya telah mencapai 110 anak di tahun 2015. Slogan SMK Negeri yang bernuansa Islamipun di cetuskan pada tahun yag sama.
Pada awal pendiriannya sekolah ini memiliki satu jurusan yaitu Teknik Mekanik Otomotif (TMO), Setelah itu dilakukan pengembangan menjadi dua jurusan yaitu Teknik Mekanik Otomotif (TMO) dan Teknik Bodi Otomotif (TBO) yang seiring berjalannya waktu kemudian berganti nama menjadi Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Perbaikan Bodi Otomotiff (TPBO). Karena hanya ada jurusan teknik di SMK Negeri 1 punggelan kemudian sekolah ini dikenal dengan sebutan STM Punggelan. Akan tetapi, selang beberapa tahun tepatnya pada tanun 2008 berdiri satu jurusan lagi, yaitu Jurusan Akuntansi (AK) yang membuat SMK Negeri 1 Punggelan dikenal bukan sebagai STM lagi melainkan sesuai nama aslinya yaitu SMK Negeri 1 Punggelan.
Selain itu, lokasi SMK Negeri 1 Punggelan yang berada pada daerah pegunungan dengan latar belakang wali murid yang rata-rata petani ini memungkinkan dan menuntun SMK Negeri 1 Punggelan untuk peduli kepada alam dan menjadi SMK hijau. Sehingga pada tahun 2015 pula SMK Negeri 1 Punggelan telah mengembangkan taman dan lingkungan hijau dengan lubang-lubang biopori yang ltelah lebih dari 200 dan tabung-tabung Komposting pemproduksi pupuk organik yang diberikan oleh BLH Kabupaten Banjarnegara sejumlah 30 tabung pada tahun 2015.
Sebagai satu-satunya sekolah menengah setingkat SLTA di Kecamatan Punggelan membuat SMK Negeri 1 Punggelan memiliki inisiatif mendirikan asrama siswa (putra telah didirikan dan dipakai sejak 2013 dan putri dalam proses pembangunan) bagi siswa yang memiliki Rumah jauh dan juga siswa kurang mampu yang dananya diambil dari Zakat Guru dan Karyawan yang dipotong dari gajinya. Pada tahun 2016 SMK Negeri 1 Punggelan menjadi salah satu sekolah Rujukan di kabupaten banjarnegara bersama beberapa sekolah di Banjarnegara lainnya seperti SMK Negeri 1 Bawang dan SMK Negeri 2 Bawang.

Akreditasi[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan daftar Akreditasi masing-masing jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Punggelan:
NoJurusanPeringkat/NilaiTanggal Kedaluarsa
1.Teknik Kendaraan ringan (TKR)B/80,911 November 2015
2.Teknik Perbaikan Bodi Otomotif (TPBO)B/799 November 2016
3.Akuntansi (AK)B/7924 Oktober 2017

Struktur Organisasi[sunting | sunting sumber]

Sejak berdirinya hingga Sekarang SMK Negeri 1 Punggelan telah dipimpin oleh beberapa orang Kepala sekolah yaitu:
  1. Drs. Endhi Sasanajati, M.Pd.
  2. Drs. Firdaus Ahmad, M.M.
  3. Drs. Keriyanto
  4. Drs. Purwanto
  5. Drs. Imam Tedjo M., M.M.
Sementara untuk Jabatan Wakil Kepala Sekolah tahun ajaran 2014/2015 yaitu:
  1. Waka Kurikulum (WKS 1) : Sutowo, S.Pd., M.M.
  2. Waka Kesiswaan (WKS 2) : Priyatin Sutarwanto, S.Pd.I.
  3. Waka Humas (WKS 3) : Muidah S.Pd.
  4. Waka Sarpras (WKS 4) : Ahmad Rojih, S.Pd.
Untuk Ketua Jurusan masing masing Program Pendidikan yang ada di SMK Negeri 1 Punggelan adalah:
  1. Kapridi Teknik Kendaraan ringan (TKR) : Supriyana, S.Pd.
  2. Kaprodi Teknk Perbaikan Bodi Otomotif (TPBO) : Moh, Lutfi hani Sukri, S.Pd.
  3. Kaprodi Akuntansi (AK) : Atun istianah, S.E., Akt.

Sarana Prasarana Sekolah[sunting | sunting sumber]

Kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 1 Punggelan didukung dengan sarana serta prasarana, yang luas keseluruhannya mencapai 20.000 m².

Sarana Fisik[sunting | sunting sumber]

Sarana fisik yang dimiliki:
  1. Ruang Kelas Representatif (28 Ruang kelas)
  2. Laboratorium Akuntansi
  3. Laboratorium KKPI
  4. Laboratorium Bahasa Inggris
  5. Laboratorium Fisika
  6. Laboratorium Kimia
  7. Ruang Kepala Sekolah
  8. Ruang Wakil Kepala sekolah
  9. Ruang Guru
  10. Ruang tata usaha
  11. Masjid
  12. Bengkel Besar Praktik TKR
  13. Bengkel Besar Praktik TPBO
  14. Unit Usaha TKR ( PUNG Motor)
  15. Unit Usaha TPBO (GEL Auto Body Repair)
  16. Unit Usaha Akuntansi (LANSmart)
  17. Asrama Siswa Putra
  18. Asrama Siswa Putri
  19. WC dan Kamar Mandi
  20. Perpustakaan
  21. Gazebo
  22. Tempat Raskir Siswa
  23. Kantin Sekolah
  24. Ruang OSIS
  25. Ruang Pramuka
  26. Ruang UKS
  27. Ruang Musik
  28. Ruang Olahraga
  29. Lapangan Serbaguna
  30. Pos Satpam
  31. Ruang Gudang

Sarana Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar[sunting | sunting sumber]

  1. LCD Proyektor di Setiap Ruang Belajar
  2. Pengeras Suara
  3. Hot Spot Area

Kegiatan Ekstrakurikuler[sunting | sunting sumber]

Program Wajib[sunting | sunting sumber]

  1. Pramuka

Program Pilihan[sunting | sunting sumber]

  1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
  2. Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK)
  3. Ambalan Ki Hajar Dewantara - Raden Ajeng Kartini 12.301-12.302 SMK Negeri 1 Punggelan
  4. Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
  5. Palang Merah Remaja (PMR)
  6. Rokhani Islam (STAR Comunity)
  7. English Speaking Club (ESC)
  8. Basket
  9. Tinju
  10. Futsal
  11. Sepak Bola
  12. Sepak Takraw
  13. Bola Voli
  14. Atletik
  15. Karate
  16. Pencak Silat
  17. Musik dan Paduan Suara
  18. Film
  19. Kerajinan Tangan dan Tata Boga

Prestasi[sunting | sunting sumber]

Tahun 2015[sunting | sunting sumber]

  • JUARA 1 LKS BIDANG LOMBA AKUNTANSI SE-KAB. BANJARNEGARA TAHUN 2015
  • JUARA 1 LKS BIDANG LOMBA TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF (AUTOBODY REPAIR) SE-KAB. BANJARNEGARA TAHUN 2015
  • JUARA 2 LKS BIDANG LOMBA TEKNIK KENDARAAN RINGAN SE-KAB. BANJARNEGARA TAHUN 2015



Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/SMK_Negeri_1_Punggelan

sejarah sepeda motor


Sepeda motor di Indonesia pertama kali dimiliki oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama John C. Potter pada tahun 1893.    Sehari-hari  J.C. Potter bekerja sebagai Masinis Pertama di pabrik gula Oemboel (baca: Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.   J.C. Potter juga dikenal sebagai penjual mobil yang mendapat kepercayaan Sunan Solo untuk mengurusi pengiriman mobil pertamanya dari Eropa.

Dalam buku Krèta Sètan (de duivelswagen) dikisahkan bagaimana John C. Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman.

Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba di Indonesia.  Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang pertama di Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor.   Selain itu, ada hal yang menarik apabila kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor tersebut.

Untuk diketahui, sepeda motor pertama di dunia (Reitwagen) lahir di Jerman pada 1885 oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach tetapi belum dijual untuk umum.   Tahun 1893, sepeda motor pertama yang dijual untuk umum dibuat oleh pabrik sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen, Jerman.  Sepeda motor ini pertama kali masuk ke Amerika Serikat pada tahun 1895 ketika seorang pemain sirkus asal Perancis membawanya ke New York. Jadi, meski yang membawanya bukan orang pribumi Indonesia, tetapi sebuah hal yang luar biasa ketika sepeda motor komersial pertama di dunia ternyata langsung dikirim ke Indonesia pada tahun pertama pembuatannya.   Terlebih lagi, baru dua tahun kemudian sepeda motor komersial pertama tersebut masuk Amerika Serikat.   Jadi, sepeda motor yang pertama kali masuk Indonesia merupakan sepeda motor pertama di dunia juga.

Sepeda motor ini tidak menggunakan rantai dan roda belakang digerakkan langsung oleh kruk as (crankshaft).   Meski berusia ratusan tahun, ternyata motor komersial pertama di dunia ini sudah mengusung teknologi yang sampai saat ini masih dipakai diantaranya adalah twin-silinder horizontal, 4 valve, berpendingin air, dan berkapasitas mesin besar yaitu 1.500 cc dengan bahan bakar bensin atau nafta.  Namun, meski bermesin besar tetapi tenaga kuda yang dihasilkan hanya 2,5HP saja pada 240rpm.  Selain itu, sepeda motor ini belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu), belum menggunakan koil, dan belum menggunakan kabel listrik. 

Diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan mestabilkan mesinnya.   Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan rusak di garasi di kediaman John C Potter.   Sepeda motor itu teronggok selama 40 tahun di pojokan garasi dalam keadaan tidak terawat dan berkarat.   Atas bantuan montir-montir marinir di Surabaya, sepeda motor milik John C Potter itu direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan disimpan di kantor redaksi mingguan De Motor.   Kemudian sepeda motor antik itu diboyong ke Museum Lalu Lintas (Museum Polisi) di Surabaya yang kemudian pada tahun 1934 disumbangkan ke Museum Negeri Mpu Tantular di Sidoarjo dengan nomer inventaris 10.81 kategori IPTEK namun memberikan deskripsi yang berbeda, yaitu sebagai sepeda motor uap merk Daimler.  

Pada 1899, di negeri ini juga sudah hadir sepeda motor listrik beroda tiga yang menggunakan tenaga baterai, yang bernama De Dion Bouton Tricycle buatan Perancis.  Sepeda motor listrik beroda tiga itu juga digunakan untuk menarik wagon penumpang.   Sepeda motor De Dion Bouton cukup terkenal di masanya. Sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan untuk menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva buatan Belgia.   Mesin Minerva saat itu juga dipesan dan digunakan pada merk motor lain  sebelum bisa membuat mesin sendiri, diantaranya adalah Ariel Motorcycles di Inggris.

Pada 1906, Administratur Bantool (Bantul) di Yogyakarta juga terlihat mempunyai sepeda motor dan beberapa buah mobil. Pada masa itu, memang hanya orang Belanda dan Inggris serta disusul pribumi ningrat yang mempunyai kemampuan membeli sepeda motor pada masa-masa awal.   Seiring dengan pertambahan jumlah mobil, jumlah sepeda motor pun terus bertambah.  Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yang anggotanya adalah pengusaha perkebunan dan petinggi pabrik gula.   Berbagai merek sepeda motor dijual di negeri ini, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton. Merek-merek sepeda motor yang hadir di negeri ini dapat dilihat dari iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat kabar pada kurun waktu dari tahun 1916 – 1926.  R.S Stockvis & Zonnen Ltd merupakan salah satu perusahaan yang tercatat menyediakan suku-suku cadang motor dan mobil (juga mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika).  

Tour de Java
Pengendara mobil di Indonesia masa itu ternyata tidak lepas dari gelegak kompetisi seperti pengendara di luar negeri. Mereka acap kali membuat catatan rekor perjalanan dan jalur yang dianggap umum saat itu adalah Batavia -  Soerabaja. Tidak mau kalah dengan pengendara mobil, pengendara sepeda motor pun berupaya membukukan rekor perjalanan lintas Jawa dari Batavia (Jakarta) sampai Soerabaja (Surabaya) yang berjarak sekitar 850 kilometer. Namun, tidak seperti rute mobil yang dicatat secara rinci dalam sumber sejarah, rute sepeda motor agak umum.  Hanya disebutkan dari Batavia kearah Bandung, Semarang, Blora, Tjepu, menuju Soerabaja..

Tanggal 7 Mei 1917, Gerrit de Raadt dengan mengendarai sepeda motor Reading Standard membukukan rekor perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dalam waktu 20 jam dan 45 menit.

Sepuluh hari setelahnya, 16 Mei 1917, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel yang secara bergantian mengendarai sepeda motor Excelsior memperbaiki rekor yang dibukukan Gerrit de Raadt.  Mereka mencatat waktu 20 jam dan 24 menit, dengan kecepatan rata-rata 42 kilometer per jam.  

Rekor itu tidak bertahan lama. Sembilan hari sesudahnya, 24 Mei 1917, Goddy Younge dengan sepeda motor Harley Davidson membukukan rekor baru dengan catatan waktu 17 jam dan 37 menit, dengan kecepatan rata-rata 48 kilometer per jam.

Rekor itu sempat bertahan selama lima bulan sebelum dipecahkan oleh Barend ten Dam yang mengendarai sepeda motor Indian dalam waktu 15 jam dan 37 menit pada tanggal 18 September 1917, dengan kecepatan rata-rata 52 kilometer per jam.

Melihat rekornya dipecahkan oleh Barend ten Dam, enam hari sesudahnya, 24 September 1917, Goddy Younge yang berasal dari Semarang kembali mengukir rekor baru dengan catatan waktu 14 jam dan 11 menit, dan kecepatan sepeda motor Harley Davidson yang dikendarainya rata-rata 60 kilometer per jam.  

Gerrit de Raadt yang pertama kali membuat rekor 20 jam 45 menit kemudian memperbaiki rekor terakhirnya dengan sepeda motor Rudge pada 18 Agustus 1932 dengan catatan waktu 10 jam 1 menit atau tidak lebih dari setengah waktu rekor pertamanya.   Saat inipun, menempuh Jakarta – Surabaya dalam waktu 10 jam mengendarai motor merupakan pencapaian yang tidak mudah. Sejak tahun 1934, rute Batavia-Soerabaja tidak lagi hanya melalui Bandung yang jaraknya 845 kilometer, tetapi juga melalui jalur utara (lewat Pamanukan) yang jaraknya lebih pendek 45 kilometer.

Pada tahun 1950, ribuan motor BMW masuk ke Indonesia dengan dua cara, yaitu lewat jalur pemerintah (hanya perwira yang diizinkan) dan lewat jalur swasta dengan membangun tempat pameran dan pemesanan. Di Bandung saat itu ada dua, yaitu NV Spemotri yang gedungnya saat ini menjadi Bank Niaga di Dago, dan CV Dennbarr di Simpang Lima Bandung.   Yang paling banyak masuk Indonesia adalah BMW satu silinder 249 cc, yaitu R25, R26, dan R27. BMW menjadi semacam kendaraan resmi pembuka jalan acara kenegaraan seperti ketika mengawal masuknya bendera Merah Putih ke Bandung tanggal 28 September 1961.   Varian langka BMW R51/2 500 cc keluaran 1952 diyakini hanya ada dua di Indonesia.  Pada awal tahun 1960-an, skuter Vespa masuk Indonesia disusul dengan skuter Lambretta pada akhir tahun 1960-an.  Pada masa itu, masuk pula sepeda motor asal Jepang, Honda, Suzuki, Yamaha, dan belakangan juga Kawasaki.   Pada akhirnya, bagaimanapun, seperti juga terjadi di seluruh dunia, motor (mobil) Jepang akhirnya merajai pasar otomotif dunia.